ShoutMix chat widget

DOWNLOAD GOM PLAYER TERBARU2011

Sabtu, 30 April 2011 | 0 komentar


Gom Player merupakan aplikasi pemutar video yang cukup mumpuni, kemampuannya bisa disejajarkan dengan K-Lite Codec. Jadi jika dikomputer sobat belum terinstal aplikasi pemutar video 3Gp, Flv, Dat dan format video lainnya. Coba deh sobat instal Gom Player New 2011,untuk mendownloadnya klik download disini

Dinasaurus Iblis Ditemukan

Selasa, 26 April 2011 | 0 komentar


Dinosaurus baru yang diberi nama "Evil Spirit Buck-Toothed Reptile" alias reptil roh setan bergigi jelek atau dalam nama ilmiah Daemonosaurus chauliodus ditemukan di New Mexico. Si iblis ini merupakan dinosaurus penghubung antara dinosaurus tertua dan dinosaurus Jurassic spesies theropod.

Dinosaurus yang hidup 205 juta tahun yang lalu ini setinggi anjing besar dengan tulang yang tidak biasa. Demikian jelas Hans-Dieter Sues, ahli purbakala vertebrata di National Museum of Natural History di Washington DC. "Moncongnya pendek dan gigi depannya besar-besar," katanya. Ia juga menambahkan, "Jenis struktur tulang yang tidak dikira pada waktu itu untuk dinosaurus predator."

Dinosaurus tertua yang diketahui hidup 230 juta tahun yang lalu, dalam Periode Triassic. Setelah itu, ada jeda besar dari hasil temuan fosil. Banyak ahli memperkirakan bahwa dinosaurus-dinosaurus awal punah. "Setelah itu predator yang lebih rumit mengambil alih kemudian terjadi diversifikasi pada peralihan periode Triassic ke Jurassic," kata Sues.

Daemonosaurus c ini merupakan jembatan yang menghubungkan kedua grup dinosaurus. Dari fosil yang ditemukan, dinosaurus ini memiliki beberapa ciri yang menghubungkan jeda evolusi antara dinosaurus awal ke dinosaurus yang lebih modern. Berdasarkan analisis terhadap fosil yang ditemukan, dinosaurus ini memiliki ciri Triassic dengan beberapa ciri dari Jurassic.

Ciri Triassic yang dimilikinya, misalnya, jeda kecil antara lubang hidung dan rongga mata. Tulang yang berkaitan dengan kantong udara yang seperti sistem paru-paru burung juga masih punya ciri primitif. Ciri dinosaurus yang lebih modern yang dimiliki Daemonosaurus c ada pada gigi.

"Ini adalah bukti bahwa dinosaurus punya distribusi yang lebih luas," jelas Sue.

Ciptakan Batubara Ramah Lingkungan

Minggu, 24 April 2011 | 0 komentar


Di tengah kebuntuan memenuhi permintaan energi yang makin meningkat, teknologi Geo Coal muncul. Teknologi tersebut mampu mengubah batubara peringkat rendah (low rank coal) yang kini kurang dimanfaatkan menjadi sumber energi yang murah, efisien, sekaligus lebih ramah lingkungan.

Teknologi Geo Coal ini dikembangkan oleh Ir Harsudi Supandi, peneliti energi sekaligus Presiden Direktur Total Synergy International (TSI). Peluncuran teknologi yang kini telah memasuki proses paten tersebut dilakukan hari ini, Rabu (20/4/2011), di Grand Hyatt Hotel, Jakarta.

Harsudi mengungkapkan, ada dua jenis batubara. Jenis pertama adalah batubara peringkat tinggi (high rank coal) yang punya kandungan air rendah, konten energi tinggi, kalori tinggi dan lebih efisien dalam pembakaran. "Jenis batubara inilah yang sekarang dimanfaatkan," kata Harsudi.

Jenis kedua adalah batubara peringkat rendah. Batubara jenis ini memiliki kadar air tinggi atau hampir 80 persen, konten energi dan kalori yang rendah dan kurang efisien. Jenis low rank coal biasanya lunak, mudah pecah atau rekah, mudah menjadi bubuk dan mudah habis terbakar tak terkendali.

Sepintas, mengolah batubara peringkat rendah seperti tak berprospek. Namun, bila ditilik lagi, batubara peringkat rendah ternyata punya kelebihan. Jumlah batubara peringkat rendah masih melimpah dan memiliki kandungan sulfur dan abu yang rendah.

"Kalau itu bisa dimanfaatkan, nilai gunanya bisa tinggi," cetus Harsudi. Menurut Harsudi, kini berbagai negara berlomba untuk meng-upgrade batubara tingkat rendah sehingga bisa dimanfaatkan, terutama karena menipisnya cadangan minyak dan kekhawatiran akan energi nuklir.

Teknologi Geo Coal yang dikembangkan Harsudi pada dasarnya merupakan proses meningkatkan kalori batubara peringkat rendah. Proses peningkatan tersebut dilakukan melalui beberapa tahap, meliputi persiapan, penghancuran batubara, pengeringan, setting, dan berakhir dengan pendinginan.

Dalam proses penghancuran, batubara diubah menjadi ukuran lebih kecil, antara 5-50 cm. Sementara, pada proses pengeringan, kadar air dalam batubara peringat rendah dikurangi dengan menggunakan gassification burner. Setelah proses ini, dikatakan kadar air bisa berkurang 60-80 persen.

"Proses selanjutnya, yaitu setting, adalah inti dari proses upgrading ini," kata Harsudi. Dalam proses ini, dilakukan modifikasi gabungan dari Hardgrove Grindability Index (HGI), konten materi yang mudah terbakar dan debu atau ash dari batubara.

Harsudi mengatakan, teknologi Geo Coal mampu meningkatkan kalori batubara hingga 50-100 persen. Selain itu, proses upgrading yang dilakukan juga bisa mempertahankan kadar sulfur dan ash tetap rendah sehingga batubara yang dihasilkan nantinya lebih ramah lingkungan.

Teknologi Geo Coal yang dikembangkan berbeda dengan proses upgrading lain, seperti UBC (Upgrade Brown Coal). Harsudi mengatakan, "Kalau UBC itu kan intinya pada pengeringan dan briket. Sementara kalau Geo Coal ini intinya pada pengeringan dan setting."

Dengan Geo Coal, upgrading batubara lebih efisien. "Ongkosnya itu hanya 10 juta dollar per ton produk. Rational cost-nya 4-5 dollar per ton produk dalam skala besar. Bisa dibandingkan sendiri kalau UBC berapa," jelas Harsudi yang sebelumnya juga menciptakan teknologi gassification burner.

Geo coal memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan teknologi lain. "Produknya lebih ramah lingkungan. Batubara peringkat tinggi itu kandungan sulfurnya sampai 12 persen, sementara peringkat rendah itu kurang jadi 1 persen. Jadi ini low polluting," ungkapnya.

Teknologi tersebut juga tak terbatas pada upgrading batubara, tetapi juga untuk biomass, bambu, kayu dan bahkan sampah. Dengan pengurangan kadar air, biaya transportasi yang dibutuhkan juga lebih rendah. Dan paling penting, teknologi ini jauh lebih murah.

Saat ini, TSI sudah menandatangani kerjasama dengan PLN untuk menggunakan Geo Coal di salah satu pembangkit tenaga listriknya di Banten. TSI juga bersepakat dengan Agritrade Resources Limited untuk membangun pabrik komersil Geo Coal berkapasitas 500.000 metrik ton per tahun di lokasi Tamiang Layang, Kalimantan Tengah Juni 2011.

Harsudi mengatakan, pengembangan Geo Coal merupakan solusi ketika energi minyak menipis dan energi terbarukan belum bisa diandalkan. Teknologi tersebut juga mendukung pengadaan sumber energi murah sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

Istana Sekaligus Kuburan di Gua Harimau

Minggu, 17 April 2011 | 0 komentar


Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata yang dipimpin oleh Prof Dr Truman Simanjuntak menemukan 17 kerangka manusia kuno di Gua Harimau, Desa Padangbindu, Kecamatan Semidangaji, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan.

Truman Simanjuntak di lokasi penggalian, Kamis (14/4/2011), mengatakan, Gua Harimau memperlihatkan indikator hunian prasejarah dan sekaligus hamparan kuburan.

Terbukti sejak penelitian tahun 2008 hingga saat ini sudah ditemukan 17 kerangka manusia kuno yang diperkirakan hidup 3.000 tahun lalu. Peneliti juga menemukan perkakas rumah tangga dari bahan logam.

Truman, dengan didampingi Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Aufa S Syarkomi, mengatakan, tim peneliti akan menggali lagi hingga 30 April mendatang di Gua Harimau.

Tim peneliti juga menemukan satu kuburan dengan tiga tengkorak digabung dalam satu liang. Menurut Truman, penemuan ini semakin unik dan menarik untuk diteliti.

"Mungkin yang meninggal ini anak raja atau pemimpin, biasanya pengawalnya ikut dibunuh dan dikubur dalam satu lubang supaya anak raja ini bisa ada teman di dunianya yang baru," terang Truman. Menurut dia, itu baru analisis sementara karena masih banyak kemungkinan-kemungkinan lain.

Sejumlah kerangka manusia kuno ini dikubur dengan berbagai posisi (tidak satu arah), ada pula tengkorak orok. Baru separuh gua yang digali, sudah ditemukan belasan tengkorak. "Sudah terlihat hamparan kuburan," kata Truman.

Ia berkesimpulan sementara, Gua Harimau merupakan tempat hunian dan sekaligus hamparan kuburan. Jika Prof Truman memperkirakan komunitas itu ada rajanya, maka dapat ditafsirkan pula bahwa tempat hunian di gua itu juga sebagai istana pada masanya.

Menurut Prof Truman, Gua Harimau dijadikan hunian sekaligus kuburan karena sangat luas. Pintu masuknya selebar kira-kira 40-50 meter. Langit-langit atap gua sangat tinggi, sekitar 20-35 meter. Sementara di tempat lain, kata Truman, biasanya kuburan berada di puncak-puncak gua supaya tidak mengganggu aktivitas penghuni gua.

Prof Truman, kepada Aufa S Syarkomi yang melihat langsung aktivitas peneliti, berjanji akan datang kembali ke lokasi. "Saya sangat tertarik dan ingin tahu lebih jauh seputar temuan penelitian di Gua Harimau ini," kata Aufa.

Prof Truman Simanjuntak memimpin tim yang beranggotakan Wahyu, Saptomo, Dr Bagyo Prasetyo, Dr Fadilla Arifin Aziz, Jatmiko, Retno Handini, Dwi Yani Yuniawati, Dariusman Abdillah, Vita, dan tiga teknisi, yaitu Romania Lumban Gaol, Ngadiman, dan Sigit Eko Prasetyo.

Pada November 2010 silam, Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran Harry Widianto meyakini, kuburan massal di Gua Harimau adalah sisa-sisa rangka manusia prasejarah dari ras Mongoloid.

Keyakinan itu berangkat dari ciri-ciri morfologi rangka temuan, terutama dari bentuk tengkorak yang meninggi dan membundar (brachycephal) dan tulang tengkorak bagian belakang (occiptal) yang datar.

Selain itu, juga ada ciri morfologi gigi seri, bentuk orbit mata, kedalaman tulang hidung (nasal), serta dari postur tulang dan tubuh mereka yang khas Mongoloid. "Ciri-ciri morfologinya memang menunjukkan identitas mereka sebagai bagian dari ras Mongoloid," kata Harry saat itu.

Ia memperkirakan, peradaban di Gua Harimau berasal dari masa antara 3.500 dan 2.000 tahun lampau

159 Tahun Jadi Bagian "Surga"

| 0 komentar


"If paradise still exists on earth, then Cibodas must have been part of it! Andai saja surga masih ada di muka bumi, Cibodas pastilah bagian dari surga itu."

Demikian diucapkan Kepala Unit Pelaksana Teknis Kebun Raya Cibodas Didik Widyatmoko dalam sambutan memperingati Hari Ulang Tahun Ke-159 Kebun Raya Cibodas, Senin (11/4/2011).

Kalimat puitis itu dicuplik Didik dari ungkapan ilmuwan Belanda, Frits Warmolt Went (1903-1990). Ia pernah singgah dan meriset tumbuhan di Kebun Raya Cibodas.

Went kemudian dikenal dunia sebagai penemu auksin, hormon yang sangat penting dalam mengatur pertumbuhan tanaman.

Auksin terdapat pada sel ujung batang, akar, dan pembentukan bunga. Auksin mengatur pembesaran sel. Bagian-bagian tumbuhan yang mengandung auksin ini tumbuh bertambah panjang dan besar.

Ungkapan Went yang menyatakan Cibodas bagian dari surga di muka bumi, bisa saja untuk menyiratkan indahnya pemandangan di kebun raya yang terletak di kaki Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat. Kebun raya ini didirikan pada 11 April 1852 oleh Johannes Ellias Teijsmann.

Pada zamannya, Teijsmann adalah kurator Kebun Raya Bogor. Kebun Raya Cibodas semula diberi nama Bergtuin te Tjibodas (Kebun Pegunungan Cibodas).

Tidak sekadar surga karena keindahannya, Kebun Raya Cibodas adalah surga bagi para ilmuwan untuk menguak pengetahuan dari berbagai fenomena tumbuh-tumbuhan di alam.

"Dari sini hasil publikasi internasional hasil riset mikoriza pertama kali dilakukan," ujar Didik.

Mikoriza adalah jamur di dalam tanah yang mampu menginfeksi akar berbagai tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan.

Anehnya, akar yang terinfeksi bukannya meradang, tetapi malah makin memiliki kemampuan mengikat unsur hara seperti fosfat.

Menurut Didik, publikasi ilmiah mikoriza ditulis JM Janse dari Belanda pada periode tahun 1890-1897. Usia Kebun Raya Cibodas waktu itu beranjak dari 38 tahun.

Ada dua publikasi ilmiah mengenai mikoriza. Pada masa itu belum diperkenalkan dengan istilah mikoriza, tetapi sebagai endofita atau truffe (jamur kecil).

Kedua judul publikasi itu Les Endophytes Radicauz de Quelques Plantes Javanaises (Endofita Akar dari Beberapa Tumbuhan Jawa) dan Quelques Mots sur le Development d'une petite truffe (Beberapa Catatan tentang Pengembangan dari Jamur Truffe kecil).

"Karya Janse itu menggugah penelitian fenomena mikoriza lebih lanjut di dunia," kata Didik.

"Quo vadis"

Pengetahuan yang terkandung di Kebun Raya Cibodas mampu mengguncang dunia. Didik menuturkan, kebun raya ini menjadi kiblat kegiatan introduksi dan domestifikasi tumbuhan pada masa kolonial Hindia Belanda.

"Peran ini justru melemah ketika Kebun Raya Cibodas dikelola bangsa sendiri. Quo vadis (hendak ke manakah) Kebun Raya Cibodas," kata Didik.

Kebun Raya Cibodas dirancang menjadi lokasi penyesuaian iklim tanaman produktif yang didatangkan dari wilayah negara lain. Yang paling terkenal adalah introduksi dan domestifikasi pohon kina (Cinchona calisaya).

Di bawah naungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kebun Raya Cibodas berupaya memberikan kontribusi. Kepala LIPI Lukman Hakim menyebutkan, pada peringatan 159 tahun Kebun Raya Cibodas diluncurkan produk inulin hasil isolasi dari umbi dahlia.

"Produk inulin adalah bahan prebiotik hasil kerja sama Kebun Raya Cibodas dengan Pusat penelitian Kimia LIPI di Bandung," kata Lukman.

Di tengah melemahnya peran introduksi dan domestifikasi saat ini, Didik mengatakan, masih patut untuk membanggakan Kebun Raya Cibodas. Koleksi 235 jenis lumut di Taman Lumut Kebun Raya Cibodas yang dipertahankan di luar ruang lebih menarik dibanding taman lumut di Jerman dan Singapura yang berada di dalam ruang.

"Sebanyak 395 pohon sakura yang didatangkan dari Himalaya juga mampu tumbuh dengan baik," kata Didik.

Menurut Didik, nilai penting sebenarnya tidak hanya dari koleksi tanaman. Namun, pada hasil-hasil riset di masa Hindia Belanda, seperti karya Janse atau Went. Saat ini masih banyak ilmu yang bisa diungkap dari koleksi kebun raya itu.

Tahun 2500 Bumi Tak Layak Huni

Rabu, 13 April 2011 | 0 komentar


Pemanasan global, selain menyebabkan perubahan iklim, juga menaikkan suhu bumi rata-rata 0,2 derajat celsius per 10 tahun atau 2 derajat celsius dalam 100 tahun. Kenaikan suhu sebesar itu menyebabkan kenaikan permukaan air laut setinggi 20 sentimeter. Demikian diungkap Kepala Pusat Studi Energi (PSE) UGM, Prof Dr Jumina, di kantor PSE UGM, Sekip Yogyakarta, Senin (11/4/2011).

Lebih lanjut, Jumina mengatakan, tanpa ada upaya serius dan sistematis untuk mengurangi emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) ke atmosfer bumi, suhu rata-rata permukaan bumi yang pada tahun 2010 berada pada kisaran 14,6 derajat celsius akan naik menjadi sekitar 25 derajat celsius pada tahun 2500.

"Artinya, bumi tak akan lagi menjadi tempat hunian yang nyaman bagi manusia, hewan, maupun tumbuhan. Bahkan sangat mungkin manusia tak akan dapat bertahan hidup pada kondisi seperti itu," tutur Jumina.

Terjadinya peningkatan emisi CO2 secara terus-menerus itulah yang menyebabkan para pakar lingkungan merasa sangat prihatin. Usaha untuk mengurangi emisi CO2 pun dilakukan, antara lain melalui penandatanganan Protokol Kyoto pada 1999. Sayang, Amerika Serikat sebagai penyumbang emisi CO2 terbesar kedua di dunia hingga saat ini belum bersedia menandatangani protokol tersebut.

"Begitu pula China yang merupakan penghasil emisi CO2 terbesar di dunia," ungkapnya kemudian.

Data menunjukkan, sumbangan sektor energi terhadap emisi CO2 dan fenomena pemanasan global sangat besar. Dengan demikian, demi mengurangi tingkat emisi CO2 domestik dan menekan laju terjadinya pemanasan global, maka penerapan konsep energi bersih sangat diperlukan. "Energi bersih bisa diartikan sebagai energi ramah lingkungan, atau energi yang tidak menimbulkan pencemaran lingkungan," jelas Jumina.

Bila Indonesia dapat menerapkan konsep energi bersih, maka sistem energi yang dibangun bukan hanya menghasilkan ketahanan energi dalam arti terjadi keseimbangan antara kebutuhan dan pasokan energi nasional, tapi juga dapat mewujudkan terciptanya lingkungan yang sehat, nyaman, dan lestari. "Sehingga sistem energi yang diterapkan akan bervisi jauh ke depan tanpa harus merampas hak dasar generasi penerus," kata Jumina.

Kenyataan, pengembangan teknologi energi bersih dan ramah lingkungan di Indonesia belum memuaskan. Keterbatasan kemampuan SDM merupakan faktor utama. Untuk itu, PSE UGM bekerja sama dengan Sekolah Pascasarjana UGM menggelar seminar sehari "Pengembangan Sumberdaya Manusia Bidang Energi Bersih Menuju Ketahanan Energi Nasional", di gedung Pascasarjana UGM, Selasa (12/4/2011).

Seminar menampilkan beberapa narasumber, antara lain anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Dr Ir Tumiran MEng; Direktur Energi, Telekomunikasi, dan Informatika Bappenas Ir Jadhie J Ardajat MSi; Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Dr Ing Evita Legowo; Direktur Energi Primer PLN Ir Nur Pamudji MEng; Kepala Badan Pengkajian Iklim dan Mutu Industri Kementerian Perindustrian Ir Arryanto Sagala; serta Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Ir Luluk Sumiarso MSc.

Sabtu, 02 April 2011 | 0 komentar


Jutaan Ulat Bulu Serang Warga Probolinggo - Berita Harian, Jika Indonesia kini sedang diteror oleh kiriman paket bom, berbeda dengan kota Probolinggo di Jawa Timur yang heboh dengan teror jutaan ulat bulu yang menyerang warga setiap harinya. Fenomena ini dapat dikatakan aneh karena secara bersamaan telah menyerang tujuh desa sekaligus di Probolinggo. Akibatnya, warga terpaksa harus membersihkan pekarangan rumah mereka hampir dua jam setiap pagi dan sore.


Sudah seminggu ini warga desa Sumber Ulu, Leces, Kedawung, Pondok Hulu, Tegasan, Malasan, dan Kerpangan diresahkan oleh serangan ribuan ulat bulu yang terjatuh dari pohon. Mereka terpaksa membersihkan pekarangan rumah mereka setiap hari karena ulat bulu tersebut telah merusak tanaman mereka, dan bahkan telah memaksa masuk ke pekarangan rumah dan bagian dalam rumah warga.

Tidak sedikit warga yang merasa gatal-gatal akibat bulu pada ulat yang berterbangan. Hal ini pun memperparah kondisi warga di tujuh desa tersebut. Bahkan banyak warga yang mengungsi ke rumah kerabatnya untuk menghindari wabah gatal-gatal tersebut. Warga berharap pemerintah daerah setempat turun tangan untuk mengatasi wabah ini. Sementara itu, serangan ulat bulu ini tidak hanya membuat khawatir warga setempat, warga dari desa yang berdekatan pun mulai merasa resah akan serangan jutaan ulat bulu tersebut.
 
© Copyright 2010-2011 YUDHA SPENSADO All Rights Reserved.
Design by Yuda Spensado | SMPN 1 Dolopo | Powered by Blogger.com.