ShoutMix chat widget

71 PENYU HIJAU,SIAP SANTAP ???

Sabtu, 22 Mei 2010 | 0 komentar


Polda Bali kini tengah melakukan penyelidikan terhadap orang yang telah memasok puluhan ekor penyu hijau (Chelonia mydas) ke pulau yang menjadi pusat kunjungan wisatawan mancanegara tersebut.

"Kami sedang menyelidiki pihak yang terlibat dalam upaya pemasokan atau pengiriman peluhan binatang yang dilindungi undang-undang itu ke Bali," kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Gde Sugianyar, di Denpasar, Kamis 20 Mei.

Kabid Humas menyatakan hal tersebut setelah pihaknya pada Rabu 19 Mei lalu menyita sebanyak 71 ekor penyu hijau pada sebuah tempat penampungan di daerah Pamogan, Denpasar.

Direktur Reserse Kriminal Polda Bali Kombes Pol Andi Taqdir Rahmantiro menjelaskan, satwa dilindungi sebanyak itu disita dari tempat penampungan di sebuah gudang milik Jero Mangku Budha.

Ia menyebutkan, satwa yang sudah tergolong langka itu disita sebelum berhasil dijual ke sejumlah warung yang menyediakan makanan khas Bali, yakni 'lawar'.

Dari hasil pemeriksaan petugas, terungkap bahwa 71 ekor penyu tersebut didatangkan dari perairan Sulawesi pada 17 Mei 2010.

Sehubungan dengan itu, lanjut dia, pihaknya akan melakukan kerja sama dengan jajaran Polda di Sulawesi untuk dapat memburu orang yang telah bertindak baik selaku pengirim maupun penangkap binatang yang dilindungi tersebut.

Kepada polisi, tersangka penampung penyu mengaku bahwa satwa-satwa itu akan digunakan untuk keperluan upacara keagamaan.

Namun demikian, polisi tidak langsung percaya dengan pengakuan tersebut dan justru diduga kuat akan dijual ke warung-warung, apalagi pelaku diketahui memiliki rumah makan yang juga menjual lawar.

Menurut pengakuan pelaku, penyu-penyu yang berusia puluhan tahun itu dibeli dengan harga mencapai Rp35 juta. Rencananya pemilik akan menjual kembali dengan harga Rp700 ribu per ekornya.

Atas perbuatannya itu, kata Sugianyar, tersangka Mangku Budha dapat dijerat UU Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Keanekaragaman Hayati, yang ancaman hukumannya maksimal lima tahun penjara dan denda Rp100 juta.

HARTA KARUN DIJUAL ???

Senin, 17 Mei 2010 | 0 komentar


Pengamat budaya Joe Marbun meragukan lelang sekitar 271.381 buah barang dari kapal karam di Cirebon untuk kepentingan negara. Karena kalau kepentingan negara, tentu barang-barang itu tidak dilelang melainkan dilestarikan di dalam negeri.

"Barang-barang ini kan diambil dari dasar laut pakai jasa perusahaan. Tentu perusahaan ini harus balik modal dong," kata dia saat dihubungi VIVAnews, Senin 3 Mei 2010.

Pemerintah akan melelang 271.381 keping benda berharga muatan kapal tenggelam yang diangkat dari perairan Cirebon, pada 5 Mei 2010. Pelelangan dilakukan melalui Kantor Piutang Kekayaan Negara dan Lelang Jakarta III dan terbuka untuk pasar internasional.

Barang ini terdiri dari ribuan potong batu permata, rubi, emas, dan keramik Kerajaan Tiongkok, serta perkakas gelas Kerajaan Persia. Hasil lelang menurut rencana akan dibagi rata antara pemerintah dan perusahaan yang melakukan eksplorasi.

Pengangkatan benda berharga muatan kapal tenggelam di Cirebon yang berlangsung sejak Februari 2004 hingga Oktober 2005 itu dilakukan oleh PT Paradigma Putra Sejahtera bekerja sama dengan Cosmix Underwater Research Ltd dengan izin Pemerintah Indonesia.

Dia sangat berharap agar pemerintah memikirkan ulang rencana lelang tersebut karena menurutnya, barang-barang itu adalah kekayaan budaya yang bisa mengembangkan ilmu pengetahuan.

"Lagipula apakah balai lelang kita sudah siap? Saya dapat informasi lelang ini disusupi mafia barang antik kelas internasional. Barang ini akan dibeli murah dari Indonesia kemudian dijual mahal di balai lelang internasional," kata dia. Indikasinya, kata dia, pembeli sudah ditentukan, demikian pula dengan harga.

Selain itu, dia menyayangkan barang yang tetap tinggal di Indonesia sangat kecil. "Sekitar 900 buah. Sisanya semua dilelang. Seharusnya minimal sepersepuluh dari 270 ribu itu tinggal di Indonesia," kata dia.

KAPAL NABI NUH DITEMUKAN ???

| 0 komentar


Kapal Nabi Nuh dikabarkan ditemukan di Gunung Ararat Turki. Kapal ini ditemukan dalam keadaan utuh. Namun banyak ahli yang meragukan kapal tersebut.
Penemuan ini sudah dibicarakan di dunia maya sejak beberapa waktu lalu. Di internet disebut bantera Nabi Nuh telah ditemukan di Gunung Ararat, Turki.
Kelompok evangelis, sang penemu, yakin bahwa bangkai kapal yang ditemukan di sisi gunung itu merupakan bagian dari kapal yang disebutkan dalam Al Quran.Kapal itu dikatakan yang menampung keluarga Nabi Nuh serta berbagai hewan selama kejadian banjir besar pada 4800 tahun lalu.
Namun peneliti yang telah menghabiskan beberapa dekade untuk mempelajari daerah tersebut, membantah penemuan kapal Nabi Nuh itu.
"Anda harus mengeluarkannya dari konteks kitab suci," ujar Paul Zimansky, arkeolog dan ahli sejarah di Srony Book University yang mengambil spesialisasi sekitar wilayah Timur, khususnya wilayah sekitar Ararat, dikenal dengan nama Urartu.
Arkeolog lain, Peter Ian Kuniholm yang fokus dengan Turki selama beberapa dekade bahkan mengatakannya secara lebih langsung laporan penemuan ini adalah "tipuan".
Zimansky menekankan berdasarkan Kitab Suci, Gunung Urartu (atau Ararat) sebagai tempat mendarat dari kapal tersebut, namun tidak disebutkan secara spesifik.
Selama beberapa tahun, Gunung Ararat dengan tinggi 16.946 kaki serta memiliki formasi bebatuan Durupinar yang berbentuk mirip kapal telah menjadi tempat favorit bagi para pencari kapal Nuh ini.
Pihak lain mencari bukti kapal itu di wilayah kejadian banjir yaitu Laut Hitam, Turki, atau Iran.
Laporan dari kemunculan bahtera Nabi Nuh ini setidaknya hadir setiap 2 tahun, serta tidak selalu berada di tempat yang sama.
Laporan terakhir yang diumumkan kemarin menyangkut lanjutan ekspedisi di tahun 2007 dan menemukan struktur "interior gua kayu yang tidak biasa" di kaki lereng Ararat di ketinggian 14.700 kaki.
Penelitian ini dilakukan oleh Noah's Ark Ministries International yang berbasis di Hongkong.
Pemimpin peneliti China-Turki ini mengatakan jenis kayu yang mereka temukan dari struktur di Ararat itu berdasarkan perhitungan karbon diperkirakan berumur 4.800 tahun.
 
© Copyright 2010-2011 YUDHA SPENSADO All Rights Reserved.
Design by Yuda Spensado | SMPN 1 Dolopo | Powered by Blogger.com.