ShoutMix chat widget

Hujan Meteor Terekam

Minggu, 25 April 2010 | 0 komentar


Hujan meteor Lyrids yang puncaknya diperkirakan pada Kamis (22/4/201) dini hari dini hari hingga malam ternyata terekam kamera meteor milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

"Hujan meteor terdeteksi pada Kamis pukul 03.49 hingga 05.10 dari Stasiun Pengamat Dirgantara Sumedang. Ada empat yang tampak seperti goresan cahaya teridentifikasi," kata pakar astronomi Lapan, Prof Dr Thomas Djamaluddin, melalui telepon dari Jakarta, Kamis.

Menurut dia, hujan meteor merupakan debu sisa komet di antariksa yang berpapasan dengan bumi dan memasuki atmosfer, bergesekan, sehingga terbakar dan terlihat seperti goresan cahaya pada malam hari.

"Saat orbit komet berpotongan dengan orbit bumi dan di orbit komet tersebut terdapat sisa-sisa serpihan komet, kita akan dapat melihatnya sebagai hujan meteor," katanya. Papasan bumi dengan serpihan yang ditinggalkan oleh komet Thatcer (C/1861 G1) yang mengorbit Matahari selama 415 tahun dikenal dengan nama hujan meteor Lyrid.

Ia menjelaskan, tidak seperti meteor yang berbentuk batuan, hujan meteor tidak berbahaya karena sangat halus dan umumnya habis terbakar di atmosfer dan hanya terlihat dalam hitungan 1-2 detik lalu menghilang. Hujan meteor, lanjut dia, lebih sering menjatuhi bumi dibandingkan dengan meteor yang bisa beberapa kali terjadi dalam setahun.

Hujan meteor Lyrid kali ini terjadi sejak 16 April dan diperkirakan baru selesai pada 26 April, tetapi kerapatannya tak sama. "Pada 16-20 April hanya terlihat 1-2 debu meteor dalam setiap jam. Namun, ketika bumi masuk ke inti jalur debu meteor pada sekitar 22 April, yakni rentang Kamis dan Jumat, ada belasan debu per jam," katanya.

"Pengamatan puncak hujan meteor juga akan diadakan di Kantor Lapan Bandung, Jumat malam," katanya. Hujan meteor Lyrid ada di langit sebelah timur laut di rasi Lyra di atas bintang terang bernama Vega. Selain Lyrid, juga ada hujan meteor bernama Leonit, Perseid, Draconid atau Iorionid, dan lain-lain.

BENTROKAN BERDARAH PRIOK

Sabtu, 17 April 2010 | 0 komentar


Bentrokan di areal makam Mbah Priok terjadi karena 2.000-an Satpol PP tidak bisa menahan diri dari serangan warga. Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Pemprov DKI, Cucu Ahmad Kurnia dalam konferensi pers di Gedung Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (14/4/2010).

Saat konferensi pers, Cucu Ahmad mengungkapkan kronologi bentrok berdarah di Pemakaman Mbah Priok, yaitu:

Pukul 05.30 WIB
Satpol PP menggelar apel siaga di halaman Walikota Jakarta Utara. Apel dipimpin langsung oleh Wakil Walikota Jakut, Atma Sinjaya.

Pukul 06.00- 08.00 WIB
Petugas bergerak menggunakan puluhan truk dan dua kendaraan berat berjenis eksavator. Ketika baru saja tiba di lokasi, 400 orang pengikut Habib Ali Zainal Abidin bin Abdurrahman Al Idrus dan Habib Abdullah Sting, pengelola makam, langsung menyerang petugas.

Warga menyerang mulai dari bom molotov, petasan, sejata tajam, kayu dan batu. Ketika penyerangan itu, banyak petugas Satpol PP yang menjadi korban. Ada yang tangannya yang nyaris putus, ada yang perutnya robek sehingga usus berhamburan, dan lain sebagainya.

Akibat kejadian itu, petugas Satpol PP terpancing, dan akibatnya terjadi bentrokan antara petugas Satpol dan warga.

Satpol PP yang dikerahkan secara keseluruhan ada 2.000 orang, petugas dapat bantuan dari polisi sebanyak 640 anggota. Petugas Satpol PP merobohkan tembok sebelah kanan gapura makam Mbah Priok. Ratusan petugas satpol PP kemudian mulai masuk ke area makam sampai halaman masjid.

Satu orang remaja laki-laki meninggal dunia dalam tawuran antara petugas Satpol PP saat terjadi bentrokan dalam eksekusi pendopo yang berada di makam Habib Hasan bin Mumammad Al Hadad atau Mbah Priok.

Belum diketahui secara pasti indentitas korban tewas. Berdasarkan pantauan, Rabu 14 April 2010, remaja yang meninggal dunia itu diseret dari dalam areal makam dan diletakan dalam keadaan tewas di depan pendopo.

Sementara satu lelaki dewasa, yang mengenakan baju putih juga mengalami luka serius akibat terkena pukulan. Kedua korban sudah dilarikan ke Rumah Sakit Daerah Koja, Jakarta Utara.

Akibat bentrokan ini, sedikitnya 31 Satpol PP mengalami luka dan lima diantaranya mengalami luka serius dan harus menjalani operasi. Para korban umumnya mengalami luka akibat lemparan batu. Namun, ada juga korban yang terluka karena diduga akibat terkena senjata tajam.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto memastikan bangunan pendopo seluas 300 meter yang ada di samping makam Mbah Priok atau Habib Hasan Bin Muhammad Al Haddad, Koja, Jakarta Utara, tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Padahal menurut Al Khatat, makam tersebut punya nilai sejarah yang mengajarkan kepada umat Islam mengenai metode penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Mbah Priok. Jadi, apapun alasannya, penggusuran makam Mbah Priok tak dapat dibenarkan.

“Janganlah demi kepentingan bisnis para kapitalis, pemerintah memberangus sejarah umat Islam,” tegas Al Khattat.

Al Khattat mengaku dapat memahami kemarahan warga dan santri di sekitar makam Mbah Surip dalam menghadapi ratusan aparat yang brutal.

Sebab, mereka menganggap makam itu sebagai warisan budaya yang memiliki nilai sejarah. Mereka juga menganggap Mbah Priok sebagai wali. Karenanya, ia menyesalkan tindakan Pemda DKI Jakarta menggusur makam Mbah Priok.
 
© Copyright 2010-2011 YUDHA SPENSADO All Rights Reserved.
Design by Yuda Spensado | SMPN 1 Dolopo | Powered by Blogger.com.