ShoutMix chat widget

Banjir Bandang Ancam Asia Timur

Kamis, 15 Juli 2010


Hujan deras dan angin kencang yang melanda Asia Timur, Kamis (15/7/2010), memaksa pihak berwenang mengungsikan ratusan ribu orang dari rumah mereka di Jepang, sementara China bersiaga menghadapi banjir terburuknya dalam beberapa tahun.

Di Filipina, aliran listrik di sekitar Manila secara berangsur pulih setelah Topan Conson menghantam ibu kota Filipina itu pada Selasa malam dan menewaskan 23 orang serta belasan orang lainnya hilang. Badan Risiko Badai Tropis menurunkan tingkat topan itu menjadi badai tropis, Kamis, tetapi biro cuaca Filipina mengatakan, pihaknya memperkirakan topan itu akan meningkat kekuatannya ketika berada di Laut China Selatan yang menuju China selatan dan Vietnam utara.

Conson diperkirakan akan menghantam daratan pada Jumat malam, kata laman internet Risiko Badai Tropis. Topan dan badai tropis sering menghantam Filipina, Taiwan, dan Jepang dalam pertengahan kedua setiap tahun. Topan dan badai tropis itu menghimpun kekuatan dari air yang hangat di Samudra Pasifik atau Laut China Selatan sebelum biasanya melemah di daratan.

Kantor berita Jepang, Kyodo, mengatakan, pemerintah-pemerintah lokal merekomendasikan sekitar 300.000 orang dievakuasi dari rumah mereka, sedangkan Badan Meteorologi meramalkan hujan deras akibat sistem cuaca terpisah untuk daerah barat dan timur negara itu akan turun pada Kamis malam.

China bersiap menghadapi banjir terburuk sejak tahun 1998, ketika ribuan orang tewas, sedangkan hujan terus mengguyur di hulu dan tengah Sungai Yangtze. "Kendatipun situasi di Sungai Yangtze sekarang masih belum mencapai tingkat bahaya, keadaannya sangat membahayakan," kata surat kabar China Daily yang mengutip pernyataan pejabat senior urusan banjir, Wang Jingguang.

"Jika hujan lebat menghantam daerah hulu Sungai Yangtze, ditambah dengan hujan di tengah dan hilir, banjir seperti yang terjadi tahun 1998 akan terulang," kata Wang. "Tidak ada alasan untuk optimisme karena Topan Conson yang akan memasuki wilayah itu akan menambah situasi yang buruk dalam pengendalian banjir."

Banjir di Sungai Yangtze tahun 1998 menewaskan lebih dari 4.000 orang dan lebih dari 18 juta orang diungsikan, kata surat kabar itu. Hujan yang melanda daerah luas China selatan menewaskan 400 orang tahun ini.

Badai-badai pekan lalu di Provinsi Yunnan, Sichuan, dan Hunan menewaskan setidaknya 41 orang dan menyebabkan hampir 40 orang lainnya hilang, banyak yang terkubur tanah longsor.

Presiden Hu Jintao dan Perdana Menteri Wen Jiabao memerintahkan pemerintah-pemerintah lokal agar meningkatkan usaha pertolongan dan mendesak agar penduduk yang tinggal di daerah-daerah yang berada dalam ancaman banjir dan topan direlokasikan untuk menghadapi bencana alam itu.

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2010-2011 YUDHA SPENSADO All Rights Reserved.
Design by Yuda Spensado | SMPN 1 Dolopo | Powered by Blogger.com.